Peta Kalimantan Tengah |
Kalimantan
Tengah merupakan propinsi ke 17 di Indonesia, dengan gubernur pertama Tjilik Riwut.. Kal-Teng secara astronomis terletak
pada 3º 50' Lintang
Selatan - 1º 10' Lintang
Utara 110º 20' - 116º 0' Bujur Timur. Secara geografis berbatasan dengan
propinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur di sebelah utara, Laut Jawa di
sebelah selatan, Kalimantan Barat disebelah barat, Propinsi Kalimantan Selatan
di sebelah Timur. Luas wilayah Kal-Teng secara keseluruhan adalah 157.983 km² dan berpenduduk sekitar
2.202.599 jiwa, yang terdiri atas 1.147.878 laki-laki dan 1.054.721 perempuan
(hasil Sensus Penduduk
Indonesia 2010).
Kalimantan Tengah memiliki budaya yang sangat
beragam mulai dari agama, suku dan bahasa , walaupun demikian masyarakat Dayak
penduduk asli Kalimantan Tengah tetap menjaga persatuan agar perbedaan yang ada
tidak menjadi masalah bagi mereka. Sikap toleransi antar umat beragama mejadi
salah satu contoh bagaimana warga Kal-Teng menjaga kerukunan diantaranya.
Huma Betang Kal-Teng |
Selain berfungsi sebagai rumah adat, Huma Betang memiliki filosofi kehidupan yang
sangat dalam dan mendasar bagi masyarakat Dayak. Filosofi Huma Betang
diantaranya adalah :
1. Hidup rukun dan
damai walaupun terdapat banyak perbedaan.
Huma Betang dihuni oleh 1 keluarga besar yang terdiri dari berbagai
agama dan kepercayaan, namun mereka selalu hidup rukun dan damai. Perbedaan
yang ada tidak dijadikan alat pemecah diantara mereka.
Seiring dengan berkembangnya zaman , masyarakat Dayak sudah mulai
meninggalkan rumah adatnya dan beralih kepada tempat tinggal yang lebih modern.
Walaupun demikian keharmonisan tidak hanya terjadi di Huma Betang. Seluruh
masyarakat Kalimantan Tengah selalu
menjaga keharmonisan itu dengan cara saling hormat menghormati dan juga sikap
toleransi.
2. Bergotong
Royong.
Perbedaan yang ada tidak membuat penghuni Huma betang memikirkan
kelompoknya sendiri. Mereka slalu bahu-membahu dalam melakukan sesuatu,
misalnya apabila ada kerusakan di Huma Betang . mereka bersama-sama
memperbaikinya , tidak memandang agama ataupun suku. Tidak hanya di Huma Betang, Seluruh
masyarakat Kalimantan Tengah diharapkan juga bahu-membahu dalam membangun
daerahnya tidak memandang suku bahkan agama.
3. Menyelesaikan
perselisihan dengan damai dan kekeluargaan.
Mandau , senjata tradisional Dayak |
Pada dasarnya setiap penghuni rumah
menginginkan kedamaian dan kekeluargaan. Apabila ada perselisihan akan di cari
pemecahnya dengan cara damai dan kekeluargaan. Begitu pula di Huma Betang ,
masyarakat Dayak cinta damai dan mempunyai rasa kekeluargaan yang tinggi.
Peristiwa kerusuhan Sampit tahun 2001 lalu
adalah masa kelam provinsi ini , dalam kerusuhan ini terjadi antara masyarakat
suku Dayak dan Masyarakat suku pendatang dari pulau Jawa yaitu suku Madura. Perselisihan
yang ada sempat membuat provinsi ini tidak aman, perkelahian dimana-mana , termasuk
peristiwa pembantaian. Perselisihan terjadi sangat alot, sampai saat perdamaianpun
tiba. Demi kedamaian juga keamanan Kal-Teng mereka bersedia berdamai.
4. Menghormati
Leluhur.
Upacara Tiwah |
Setelah masuknya agama-agama baru seperti Hindu,
Kristen, dan Islam, banyak masyarakat Dayak berganti kepercayaan. Walaupun demikian
masih ada sebagian dari mereka yang menganut agama nenek moyang yaitu Kaharingan.
Untuk menghormati leluhur mereka , masyarakat suku Dayak melakukan upacara
adat. Upacara adat tersebut terdiri dari ritual membongkar makam leluhur dan
membersihkan tulang belulangnya untuk kemudian disimpan di dalam sanding yang
telah dibuat bersama-sama.
Jadi kesimpulan dari filosofi Huma Betang
masyarakat Suku Dayak adalah kebersamaan di dalam
perbedaan (togetherness in diversity),
artinya ada semangat persatuan, etos kerja dan toleran yang tinggi untuk
mengelola secara bersama-sama perbedaan itu dan berkompetisi secara jujur,
sehingga tidak akan menjadi jurang yang memisahka —sekaligus menghancurkan.
Hendaknya semangat filosofi suku Dayak itulah yang patut kita warisi dan
junjung tinggi. Untuk dan atas nama kebersamaan di kehidupan yang lebih luas—di
dalam mengelola sebuah ‘huma betang’ yang lebih besar bernama Indonesia.
Referensi :
Referensi :
- Riwut, Nila. Maneser Panatau Tatu Hiang(Menyelami Kekayaan Leluhur). Palangka Raya: Pustaka lima .2003
- id.wikipedia.org
- bimbingan.org
- folksofdayak.wordpress
- nyahudayak.blogspot.com
hanya melarat
BalasHapusgubernur kalteng pertama kali itu R.T.A MILONO
bukan tjilik riwut
Terimakasih atas koreksinya 🙏
Hapus